PT Armada Global Teknologi sebelumnya di demo warga karena mencemari udara yang diduga mengandung fly ash bottom ash (Faba) atau debu batu bara.
Pabrik peleburan aluminium itu sempat dihentikan operasionalnya pada tanggal 25 Desember 2023 setelah di demo warga karena menyebabkan polusi udara yang berdampak terhadap warga sekitar kampung.
Tidak sedikit warga di kampung tersebut mengalami sesak napas dan mata terasa perih setelah menghirup asap bercampur debu hitam yang bersumber dari asap pabrik tersebut selama kurang lebih tiga tahun.
Meski sudah didatangi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) beberapa waktu lalu, namun PT Armada Global Teknologi itu kembali beraktivitas dan kembali mengeluarkan asap hitam.
“Kami minta ditutup saja dari sekarang. Dia (pabrik) itu sudah mengganggu kita. Masa kita merasa terganggu dan tidak nyaman dengan polusi ini hanya diam saja,” ujar Muhidin (30) warga terdampak polusi udara, Senin (22/01/2024).
Ia khawatir jika aktivitas pabrik itu dibiarkan tanpa ada tindakan tegas, masyarakat bisa mengidap penyakit akibat dampak polusi udara yang lebih serius.
“Apalagi saya punya anak dan keluarga, kalau anak sampai bertahun-tahun bagaimana nasib anak cucu kita. Sedangkan itu bahaya polusinya gimana. Saya mohon kepada pihak terkait untuk segera menindaklanjuti permasalahan ini, kami bingung harus mengadu kemana,” kata Muhidin.
Hal yang sama diungkapkan oleh sesepuh kampung Tempuran, H. Ma’mun (70). Dirinya mengaku kesulitan untuk menghirup udara saat adanya aktivitas pembakaran pabrik tersebut.
“Asapnya bau dan debunya bikin sesak nafas. Saya keberatan dengan adanya peleburan itu, kami khawatir berdampak pada kesehatan nanti.” keluh H. Ma’mun. (Y2n/red)